Ilustrasi jalur APW. Sumber : geography.lancs.ac.uk
|
Data paleomagnetik dapat kita gunakan
untuk mengatasi ketakpastian ini. Jika posisi kutub paleomagnetik dihitung dari
batuan-batuan pada zaman yang berbeda pada benua yang sama, secara sistematis
mereka membentuk jalur berkelok tidak teratur. Jalur inilah yang dimaksud
dengan jalur APW (apparent polar wander).
Hal ini tampak seolah-olah kutub paleomagnetik berpindah secara perlahan sepanjang
jalur APW kearah sumbu rotasi saat ini. Data paleomagnetik pada benua tertentu
memberikan suatu jalur APW yang unik untuk benua itu. Tiap benua memiliki jalur
APW yang berbeda. Hal ini membuat kita memiliki jalur APW untuk benua Eropa,
Afrika, Amerika Utara dan sebagainya. Plot skematis jalur APW Eropa dan Amerika
Utara sejak awal Paleozoic disajikan pada gambar 4.
Gambar 4 : Average apparent polar
wander paths for North America and Europe in the past 350 Ma (after Irving,
1977). Numbers on paths are age in Ma.
|
Berdasarkan hasil ploting dari posisi yang terlihat sebagai kutub magnet utara untuk benua Eurasia mengindikasikan bahwa selama 500 juta tahun yang lalu, lokasi-lokasi dari kutub utara magnet bumi secara berangsur berpindah-pindah. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa kutub magnet bumi telah mengalami berpindahan (Noor, 2009:32). Namun jika sekali lagi kita tinjau hipotesis Axial Geocentric Dipole, tampak jelas tidak mungkin kutub paleomagnetik (yakni sumbu rotasi bumi) dapat berpindah secara simultan melalui dua jalur APW yang berbeda (William, 2007:346). Apabila diperbandingkan hasil dari kedua jalur perpindahan kutub magnet bumi, baik yang ada di Amerika Utara dan Eurasia memperlihatkan kesamaan dan kemiripan dari jalur perpindahan kutub kutub magnet bumi tersebut yang terpisah dengan sudut 300 (gambar 5) (Noor, 2009:32). Terdapatnya dua jalur APW nampaknya menegaskan adanya gerakan berpisah antara benua Eropa dengan Amerika Utara relatif terhadap sumbu rotasi. Penjelasan ini mengangkat bukti paleomagnetik pada "continental drift" (William, 2007:346).
Gambar 5 : Dua kurva Perpindahan Arah Kutub Utara
Magnet Bumi
|
Plot lebih detail mengenai dua jalur
APW sebelum awal Jurrasic (gambar 6a) menunjukkan bentuk yang sangat mirip pada
kedua jalur, terutama pada interval waktu dari carboniferous atas hingga
Triassic atas. Hal ini memungkinkan kita untuk menumpangkan dua segmen jalur
APW tersebut dengan cara memindahkan Eropa (termasuk Rusia bagian barat dari
pegunungan Ural) dan Amerika Utara pada posisi relatif satu dengan yang lain
(gambar 6b). Waktu yang direpresentasikan oleh jalur APW dari dua benua yang
tumpang-tindih itu membentuk bagian yang lebih luas "supercontinent" yang disebut Euramerica. Ketika bagian
pegunungan Ural yang berdekaan dengan Asia timur terlibat, benua-benua belahan bumi
utara membentuk Laurasia. Pemisahan jalur APW yang terjadi saat ini (gambar 4,
6a) diinterpretasikan sebagai bukti pergerakan relatif lempeng tektonik antara
Eropa dan Amerika utara yang berlangsung sejak interval akhir
bertumpang-tindihnya jalur APW tersebut, yaitu sejak awal Jurassic (William, 2007:346).
Ukuran optimum yang sesuai untuk jalur APW pada benua
yang berbeda memungkinkan rekonstruksi dibuat untuk waktu yang
terepresentasikan dengan segmen-segmen yang sesuai (gambar 6). Ketika prosedur
ini diterapkan pada data paleomagnetik yang mencakup akhir 375 juta tahun, maka
diperoleh gambaran continental drift zaman pertengahan Devonian. Berdasarkan
skenario ini supercontinent Laurasia dan Gondwana masih terpisahkan oleh lautan
Hercyanin. Pada zaman Carboniferous kedua supercontinent tersebut bergabung
membentuk Pangea (William, 2007:349).
Berikut disajikan paparan bagaimana data paleomagnetik
dapat menjelaskan pergerakan lempeng benua. Andaikan terdapat kutub
paleomagnetik P untuk lempeng benua C, kemudian lempeng benua ini berputar
dengan sudut Ω sekitar kutub rotasi Euler E. Pertama,
lempeng terletak antara kutub paleomagnetik dan kutub rotasi (gambar 7a). Pergerakan
lempeng dari C ke C' menyebabkan kutub paleomagnetik P berpindah ke P'. Busur
pergerakan kutub PP' lebih panjang daripada busur pergerakan lempeng CC'. Kemudian,
bayangkan apa yang terjadi ketika kutub paleomagnetik terletak antara lempeng
dan kutub Euler (gambar 7b). Dalam kasus ini lempeng berpindah melalui jalan
yang panjang namun kutub paleomagnetik hanya berpindah pada jarak yang pendek.
Dalam kasus ekstrim dimana kutub paleomagnetik dan Euler berhimpitan,
pergerakan lempeng sama sekali tidak mengubah posisi kutub paleomagnetik. Berdasarkan
kondisi spesial tersebut pergerakan lempeng tidak meninggalkan jejak jalur APW.
Dengan jelas, interpretasi jalur APW sebagai
rekaman dari pergerakan lempeng relatif terhadap sumbu geografis harus dibuat
dengan syarat. laju pergerakan kutub sepanjang jalur APW tidak dapat disamakan
secara sederhana dengan laju pergerakan benua induk atau lempeng global. Hal
ini mengiringi bahwa kemiripan jalur APW tidak mengimplikasikan solusi yang
unik untuk bekas posisi relatif lempeng. namun, jika dua lempeng awalnya berada
pada lempenng yang sama pada beberapa waktu tertentu, lempeng-lempeng ini pasti
memiliki jalur APW yang sama pada waktu itu. mencocokkan jalur APW saat ini
benua-benua pada waktu mereka berada pada lempeng yang sama pastinya memberikan
sebuah rekonstruksi yang unik dari posisi saat ini pada satu benua relatif
terhadap yang lain. Untuk menghindari ketidakpastian, bukti tambahan (seperti
data paleoclimatic, perhitungan kemiripan garis pantai) harus digunakan dalam
bersamaan dengan data paleomagnetik dalam mendukung rekonstruksi (William, 2007:347-348).
Daftar
rujukan :
Lowrie, William. 2007. Fundamentals
of Geophysics Second Edition. Cambridge : Cambridge
University Press.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi edisi pertama. Bogor: CV. Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar